Cerita Pedagang Atribut HUT RI di Pasar Asemka Jakbar, Jualan Sejak Juli




Jakarta

Menjelang peringatan 17 Agustus terlihat semakin banyak pedagang yang menjual aksesoris bertema HUT Indonesia. Sejumlah pedagang mengaku mulai berjualan atribut sejak pertengahan bulan Juli.

Misja (34) menjadi salah satu penjual mengaku telah berjualan sejak Juli lalu. Kendati demikian, ia mengatakan berjualan atribut hanya saat menjelang perayaan 17 Agustus saja.

“Enggak, tiap Agustus kita jual atribut merah putih ini, menjelang HUT RI. Kita sudah jual sejak 16 Juli. Lumayan lah, kalau dari awal bagus (pendapatannya). Insya Allah bagus,” ujarnya. Misa di Pasar AsemkaJakarta Barat, Selasa (13/8/2024).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Ia mengatakan menjual beberapa aksesoris bertema HUT RI seperti gantungan mobil, umbul-umbul, hingga sepasang baju. Ia menyebut harga yang dipasang beragam, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu.

“Kalo baju Rp 35 ribu, baju ada yang setelan ada yang baju doang, setelan juga sama Rp 35 ribu. Terus balon panjang itu satunya Rp 10 ribu, kalau 2 jadi Rp 15 ribu. Gantungan mobil yang ketupat juga sama, satunya Rp 10 ribu, kalau 2 jadi Rp 15 ribu,”

Kemudian, ia mengatakan mulai membuka lapak sejak pukul 5 pagi. Sebab, mempersiapkan barang dagangan butuh waktu 1 jam lamanya.

“Jualan dari jam 5 subuh sampe jam 5 sore. Ini tuh beresinnya yang lama, biasanya satu jam. Jam 5 buka, jam 6 udah beres semua,” jelasnya.

Ia mengatakan pendapatan per hari masih tak menentu. Namun, ia optimis para pembeli semakin ramai jelang HUT RI tiba.

“Iya biasanya dari tanggal 1 sampai tanggal 16 makin ramai. (Optimis) makin banyak. Hari ini sehari yang beli 50 orang. Ya 2 juta, kalau ramai ada 5 juta lebih,” kata Misja.

Di samping itu, seorang penjual lainnya bernama Keling (48) juga mengatakan banyaknya pembeli masih tak menentu. Kata dia, hal tersebut wajar terjadi bagi pedagang.

“Turun, kadang naik turun saja, tidak seperti tahun lalu. Ya sehari sekitar Rp 500 ribu, tapi kadang saya dapat Rp 700 ribu per hari. Naik turun, nama penjualnya tidak yakin, kata Keling.

Sama halnya dengan Misja, Keling pun mulai berjualan sejak bulan Juli. Ia mengatakan mulai berjualan sebulan lantaran kebanyakan pembeli membeli atribut HUT RI untuk di jual kembali.

“Saya jualan dari akhir Juli lah. Iya emang sebelum bulan Agustus kita udah jualan. Ya kalo ini kan termasuk di sini kan grosir, jadi kita jualan jauh-jauh hari. Biasanya buat orang jualan lagi sih,” ujar Keling.

Ia menambahkan ada berbagai macam ukuran bendera Merah Putih yang dijual di lapak miliknya. Bendera tersebut yakni bendera peluit, bendera plastik, hingga bendera berukuran besar.

“Ada bendera pluit, kita jual Rp 15 ribu, 1 pak isi 20. Ada juga bendera plastik, ya macem-macem lah. Kalo bendera itu macem-macem harganya. Ada yang Rp 100 ribu, ada yang Rp 150 ribu,” jelasnya.

Berbeda dengan penjual lainnya yang berjualan hingga tanggal 17 Agustus tiba, Keling memilih selesai berjualan pada sehari sebelum 17 Agustus. Sebab, ia akan pulang ke kampung halaman untuk mengikuti upacara bendera.

“Kalo saya biasanya 17-an pulang kampung, ikut upacara paling di kampung. Makanya terakhir jualan tanggal 16 Agustus,” kata dia.

(rfs/rfs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *