Badak LNG Ciptakan Bagan Apung Modern Bantu Nelayan Kampung Tihi-Tihi
Bontang, CNN Indonesia —
PT LNG Badak menciptakan bagan apung modern dengan memakai sisa limbah ramah lingkungan untuk membantu kelompok nelayan di Kampung Tihi-Tihi, Bontang Selatan, Kalimantan Timur.
CSR and Community Development Specialist Badak LNG Ilham Ayuning Tanjung Sari mengatakan bantuan bagan apung modern itu diberikan untuk mengatasi persoalan cuaca yang selama dihadapi oleh nelayan Tihi-Tihi.
Ilham menjelaskan selama ini para nelayan di Tihi-Tihi sering kali harus batal pergi melaut apabila kondisi cuaca sedang buruk. Kondisi itulah yang kemudian membuat penghasilan masyarakat setempat menjadi tidak menentu.
Oleh karenanya, ia mengatakan, pada tahun ini Badak LNG berusaha menghadirkan inovasi terbaru berupa Jaringan Kawasan Sistem Pelampung Akuakultur Modern Ramah Lingkungan alias Jaka Samudra.
“Jaka Samudra merupakan bagan apung modern yang ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan nelayan tangkap agar tetap dapat mencari nafkah meski kondisi tidak bersahabat,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (12/9).
Ilham menjelaskan bagan apung tersebut dibuat dengan memanfaatkan teknologi dari limbah sisa produksi yang ramah lingkungan berupa pipa Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) dan polyurethane.
Tidak seperti bagan apung konvensional, ia mengklaim bagan apung yang dibuat dengan material pipa FRP itu mampu bertahan hingga 40 tahun mendatang. Selain itu, ia menyebut bagan apung Jaka Samudra itu juga telah dilengkapi sensor pintar untuk mendeteksi kebocoran dini.
“Sensor itu dapat memberikan peringatan kepada nelayan di Tihi-Tihi via telepon seluler jika ada masalah. Inovasi ini memungkinkan nelayan dapat memitigasi dan mencegah bagan apung karam karena kebocoran,” tuturnya.
Tidak ketinggalan, Ilham menyebut pihaknya juga turut menyematkan penggunaan energi terbarukan berupa panel surya pada bagan apung tersebut. Panel surya itu, kata dia, dipasang sebagai sumber energi lampu milik nelayan saat sedang beroperasi untuk menangkap ikan.
Di sisi lain, ia mengatakan Badak LNG turut menghadirkan inovasi lainnya berupa ‘Apartemen Ikan’ atau concrete reef yang ditempatkan di bagian bawah bagan apung.
Ilham menuturkan Apartemen Ikan yang dibuat dengan mengopah limbah kalsium silikat itu ditujukan agar dapat meningkatkan populasi ikan di sekitar bagan, memberikan manfaat langsung bagi nelayan.
“Dalam waktu dua minggu, concrete reef ini efektif menarik ikan-ikan untuk berdatangan. Kami menggunakan kalsium silikat yang merupakan salah satu jenis mineral dan dapat terurai di lautan. Jadi lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Irwan, salah satu anggota binaan program Menara Marina, mengaku bersyukur dengan adanya bagan apung modern dari Badak LNG tersebut.
Menurutnya kehadiran bagan apung itu sudah sejak lama diimpikan oleh para nelayan Tihi-Tihi. Ia mengibaratkan bagan apung tak ubahnya seperti sawah di laut yang bisa diandalkan para nelayan khususnya ketika cuaca sedang buruk.
“Kami memang ingin sekali memiliki bagan apung. Karena melihat usaha bagan apung sepertinya dapat membuka jalan untuk tambahan pemasukan kami”, jelasnya.
Irwan berharap dengan hadirnya bagan apung modern itu akan dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi dari masyarakat Tihi-Tihi.
“Kebutuhan kami mulai tercukupi dengan adanya dukungan dari perusahaan. Semoga dengan berbagai inisiatif dan dukungan Badak LNG, perekonomian masyarakat di Kampung Tihi-Tihi bisa semakin bertambah,” pungkasnya.
(fiq/agt)