Megawati Jelaskan Falsafah Pancasila di Hadapan Rektor se-Rusia
Jakarta –
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bicara tentang falsafah Pancasila di hadapan para rektor Rusia. Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini mengatakan Pancasila digali dari kehidupan rakyat Indonesia yang pernah dijajah ratusan tahun.
Megawati menyampaikan hal tersebut saat menjadi keynote speaker dialog rektor-rektor se-Rusia dalam peringatan ulang tahun ke-300 St Petersburg University di St Petersburg, Rusia, Rabu (18/9/2024).
Dalam pidatonya yang bertema ‘The Role of Research and Technology as Solution to World Food Challenge and Biodiversity Security’, Megawati awalnya menyoroti perkembangan kecerdasan buatan yang dapat membahayakan manusia jika tidak dikelola dengan bijak.
Megawati mengatakan insan perguruan tinggi di seluruh dunia harus bersatu untuk menjaga agak perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), tetap digunakan untuk mendukung kebebasan serta kemerdekaan, bukan melanggengkan penjajahan.
“Kami merasakan derita kemanusiaan melalui penjajahan. Penjajahan dalam aspek apapun, termasuk kolonialisme baru melalui penyalahgunaan data dan teknologi, harus diatasi melalui regulasi global,” kata Megawati.
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini meyakini perguruan tinggi bisa menjadi benteng kemanusiaan yang kokoh. Dia mengatakan manusia, sebagai pengguna teknologi, pasti mendambakan kehidupan yang bebas dan adil.
“Kami percaya bahwa setiap insan manusia selalu mendambakan kehidupan yang bebas, lebih adil, makmur, dan diakui seluruh harkat kemanusiaannya. Dengan berpegang pada nilai-nilai inilah kemajuan teknologi termasuk AI diterapkan,” ujar Presiden ke-5 RI ini.
Megawati lalu mengenang perjuangan panjang banyak negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk memperoleh kemerdekaan. Mega pun menceritakan pidato Proklamator RI, Sukarno, yang berjudul ‘To Build the World a New’, yang substansinya masih penting hingga saat ini.
Megawati mengatakan tatanan dunia baru yang berkeadilan, sebagaimana disampaikan Sukarno lewat pidato tersebut, harus terus diperjuangkan. Dia mengatakan pidato Bung Karno di hadapan dunia itu menjelaskan falsafah hidup rakyat Indonesia, yakni Pancasila.
Putri Bung Karno ini kemudian menjelaskan soal Pancasila yang terdiri dari lima sila. Dia mengatakan nilai Ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial itu bisa digunakan dunia.
“Pancasila ini secara empiris berangkat dari realitas keterjajahan kami akibat imperialisme dan kolonialisme selama hampir 350 tahun,” kata Megawati.
Dia mengatakan nilai kemanusiaan dan keadilan yang ada dalam Pancasila harus terus disuarakan. Dia mengatakan nilai-nilai tersebut harus dijadikan pedoman agar perkembangan teknologi seperti AI digunakan bagi amal kemanusiaan.
“Kemanusiaan bagi keadilan dan kesetaraan dunia harus digalakkan. Dengannya akan muncul kesadaran bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk AI ditempatkan kegunaannya justru bagi amal kemanusiaan justru bagian dari kehidupan manusia, bukan pembunuh kemanusiaan itu sendiri. Sementara teknologi yang hanya memicu lahirnya senjata pemusnah massal ataupun disrupsi bagi kemanusiaan harus dicegah penggunaannya,” ucap Megawati.
Sebagai informasi, Megawati didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Wakil Ketua MPR sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Dewan Pengarah BRIN Bambang Kesowo, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian, Wakil Kepala BPIP Rima Agristina, Anggota Fraksi PDIP DPR Herman Herry, serta anggota DPR RI terpilih Samuel Wattimena juga ikut mendampingi Megawati.
(haf/rfs)