Serba-serbi Hari Surat Menyurat Internasional, Diperingati 9 Oktober



Jakarta

Tanggal 9 Oktober diperingati sebagai Hari Surat Menyurat Internasional (Hari Penulisan Surat Internasional). Hari ini diperingati bersamaan dengan peringatan Hari Pos Sedunia (Hari Pos Sedunia) yang diselenggarakan oleh Kesatuan Pos Sedunia PBB (Serikat Pos Universal/KATA).

Berikut detailnya:

Hari Surat dan Hari Pos Sedunia

Peringatan Hari Surat Menyurat Internasional bermaksud menghargai peran krusial pos dalam memfasilitasi komunikasi antar negara. Sementara peringatan Hari Pos Dunia bertujuan mengapresiasi peran pos dalam mendukung perdagangan internasional.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Meski memiliki fokus yang sedikit berbeda, namun kedua peringatan hari penting ini sama-sama memperingati tentang pentingnya layanan pos. Secara umum, baik peringatan Hari Surat Menyurat Internasional maupun Hari Pos Sedunia ini saling berkaitan satu sama lain.

Hari Surat Menyurat Internasional memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran akan peran krusial layanan pos dalam menghubungkan orang-orang di seluruh dunia melalui surat. Ini merupakan momen untuk merenungkan bagaimana surat telah membentuk bagian integral dari kehidupan kita, sebelum era email dan pesan elektronik.

Sejarah Surat Menyurat dan Tradisi Pos

Sejak tahun 1971, Kesatuan Pos Sedunia (UPU) telah mendorong para penulis muda untuk melakukan kegiatan menulis surat atau surat menyurat dengan tema tertentu. Hal ini merupakan cara yang baik untuk mendorong kaum muda sadar akan peran penting yang dimainkan oleh layanan pos dalam masyarakat. Kegiatan ini juga menumbuhkan kesenangan dalam menulis surat dan membantu memperkuat ikatan persahabatan internasional.

Menurut sejarahnya, jauh sebelum pendirian Kesatuan Pos Sedunia (UPU) oleh PBB, kegiatan surat menyurat sendiri sudah lama dilakukan, yakni oleh Sultan Baghdad Nuruddin. Sistem yang digunakan kala itu adalah dengan memanfaatkan burung merpati sebagai pembawa pesan untuk melakukan surat menyurat.

Pada tahun 1146, Sultan Nuruddin menggunakan burung merpati untuk mengirimkan surat ke sekitar kerajaannya. Surat tersebut digulungkan dan dimasukkan ke dalam sebuah kapsul kayu yang kemudian diselipkan di antara kaki merpati.

Metode tersebut juga diketahui sering digunakan sebagai metode komunikasi selama masa Perang Dunia I (1914-1918). Pengantaran surat menggunakan merpati dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) dalam mengirimkan dan mengembalikan surat. Untuk dapat mencapai keakuratan pengiriman, pasukan AS sampai melakukan pelatihan khusus untuk merpati.

Dalam sejarahnya, penggunaan burung merpati sebagai perantara surat menyurat tergantikan dengan hadirnya jasa pos atau kurir. Dalam proses pengirimannya, kurir surat akan melakukan pengiriman dengan berjalan kaki menuju tujuan atau menunggangi kuda.

Tingginya pilihan surat sebagai alat komunikasi saat itu, membuat surat menyurat dilakukan bahkan antar-negara, sehingga membentuk perjanjian pos di tiap negara. Karena mengalami dirasa terdapat kesulitan dalam prosesnya, kemudian mulai dibentuklah perbaikan aturan surat secara internasional.

(melalui/imk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *