Sentilan Prabowo ke Sosok yang Melawan Efisiensi Anggaran



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menghemat anggaran besar-besaran di pemerintahannya. Prabowo menyentil sosok yang melawan arahannya dengan sebutan 'Raja Kecil'. Siapa dia?

Diketahui, Prabowo meminta kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah mengurangi kegiatan seremonial hingga perjalanan dinas. Arahan Prabowo itu tertuang dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang diteken pada 22 Januari 2025. Ada tujuh poin instruksi Prabowo dalam rangka efisiensi anggaran itu.

Pada salah satu poin, Prabowo menginstruksikan adanya efisiensi anggaran belanja negara tahun 2025 sebesar Rp 306 triliun. Anggaran itu terdiri dari anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Lalu pada poin lainnya, arahan Prabowo kepada kepala daerah adalah membatasi belanja untuk kegiatan yang bersifat seremonial, studi banding, hingga seminar forum group discussion (FGD). Pemda juga diminta mengurangi perjalanan dinas sebesar 50 persen. Termasuk membatasi belanja honorarium melalui pembatasan jumlah tim dan besaran gaji.


Prabowo Sebut ‘Raja Kecil’




Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan), Menko Polkam Budi Gunawan (ketiga kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kempat kiri), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kanan) serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) menyampaikan keterangan kepada media sebelum kunjungan ke luar negeri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusama, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kenegaraan dan menghadiri menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D8 di Kairo, Mesir. Antara Foto/Galih Pradipta
Presiden Prabowo Subianto (Foto: Antara Foto/GALIH PRADIPTA)


Dalam sambutannya di di Kongres ke-XVIII Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Senin (10/2/2025), Prabowo menyinggung kebijakannya terkait efisiensi anggaran. Namun, ada pula yang melawan instruksi Presiden itu.

“Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran-pengeluaran yang mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan. Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi ‘raja kecil’, ada. Saya mau menghemat uang, uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat,” kata Prabowo.

Prabowo ingin efisiensi anggaran dapat memperbaiki semua sekolah yang jumlahnya kurang lebih 330.000. Namun, anggaran untuk perbaikan sekolah selama ini hanya cukup untuk memperbaiki 20.000 sekolah.

“Karena itu perjalanan dinas perjalanan ke luar negeri dikurangi. Kau boleh melawan Prabowo, tapi nanti kau lawan emak-emak itu semua itu. Bandel, ndablek. Nggak usah ke luar negeri, 5 tahun nggak usah ke luar negeri kalau perlu,” ujar Prabowo.

“Siapa yang perlu pergi ke luar negeri. Tugas di luar negeri, tugas belajar bisa, tugas atas nama negara bisa. Tidak bekerja untuk jalanan.

Ketum Gerindra itu kemudian menyinggung dirinya sendiri yang kerap ke luar negeri. Prabowo beralasan pergi ke luar negeri sebagai kepala negara atas undangan yang diterima.

“Loh Presiden Prabowo sering ke luar negeri? Saya diundang sebagai kepala Indonesia, kepala negara, dalam konferensi-konferensi penting, oleh negara-negara yang penting dan saya mewakili bangsa untuk mengamankan kepentingan bangsa,” ucapnya.

Dampak Efisiensi: Gaji Pegawai hingga Akurasi Info Cuaca




Uang Gaji
Ilustrasi. gaji pegawai (Foto: iStock)


Efisiensi anggaran ini ternyata berdampak ke sejumlah hal. Salah satunya gaji pegawai Komisi Yudisial (KY). Ketua KY Amzulian Rifai menyebut dengan adanya efisiensi, pihaknya hanya mampu membayar gaji pegawai sampai Oktober 2025 saja.

“Kami diminta melakukan efisiensi, ya, segala hal. Karena dengan anggaran yang ada, operasional saja sehari-hari itu agak terganggu. Apalagi dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Karena KY juga tidak cukup, karena gaji pegawai saja, itu hanya cukup sampai bulan Oktober ya,” kata Amzulian di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).

Selain itu, pegawai KY harus merogoh kocek sendiri demi bisa membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan dinas. Saat ini, anggaran KY dipotong hingga 54 persen.

Sementara itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Indonesia tidak bisa beroperasi lagi pada hari Minggu, libur nasional dan cuti bersama. Ini adalah efek dari kebikakan efisien anggaran.

“Penyesuaian ini akan mulai berlaku Senin, 10 Februari 2025,” keterangan Perpusnas lewat akun Instagramnya.

Kini, jadwal pelayanan baru Perpusnas yakni Senin-Kamis pukul 08.00-16.00 WIB, Jumat pukul 08.00-16.30 WIB, Sabtu pukul 09.00-15.00 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga terdampak efisiensi anggaran. Akibatnya, akurasi informasi cuaca hingga gempa bumi disebut menurun.

“Ketepatan akurasi informasi cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami menurun dari 90 persen menjadi 60 persen dan kecepatan informasi peringatan dini tsunami dari 3 menit turun menjadi 5 menit atau lebih dan jangkauan penyebarluasan informasi gempa bumi dan tsunami menurun 70 persen,” kata Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BMKG Muslihhuddin sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (8/2/2025).

BMKG secara prinsip mendukung arahan efisiensi anggaran tapi untuk saat ini mengajukan permohonan dispensasi anggaran kepada Presiden Prabowo Subianto demi ketahanan nasional dan keselamatan masyarakat Indonesia dari ancaman bencana. Sebab, merujuk pada surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025, target pemotongan anggaran BMKG senilai Rp 1,423 triliun atau 50,35 persen dari anggaran semula senilai Rp 2,826 triliun.

BMKG menilai efisiensi anggaran ini berdampak pada banyak Alat Operasional Utama (Aloptama) yang terancam mati karena kemampuan untuk pemeliharaan berkurang hingga sebesar 71 persen, sehingga observasi dan kemampuan mendeteksi dinamika cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi, dan tsunami juga terganggu.

Adapun diketahui hampir 600 alat sensor untuk pemantauan gempa bumi dan juga tsunami yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan salah satu Aloptama yang dimiliki oleh BMKG. Mayoritas kondisinya saat ini sudah melampaui usia kelayakan.

Kemudian, kajian tentang dinamika iklim dan tektonik jangka menengah dan panjang di Indonesia sulit terlaksana, modernisasi sistem dan peralatan operasional BMKG yang terhenti termasuk keselamatan transportasi udara yang membutuhkan akurasi 100 persen tidak terwujud, dan keselamatan transportasi laut terganggu.


Halaman 2 dari 3

(satu/satu)


Hoegeng Awards 2025


Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *