Industri Manufaktur Ekspansi, Pasar Domestik Dioptimalkan
Jakarta, CNN Indonesia –
Pelaku industri manufaktur mengungkapkan optimismenya dengan adanya ekspansi, sementara pasar domestik terus dijaga stabilitasnya.
Optimisme pelaku industri Indonesia tersebut tercemin dari laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) oada Maret 2025 yang masih berada di level ekspansi, dengan berada di angka 52,98. Tetapi capaian ini mengalami perlambatan 0,17 poin dibandingkan Februari 2025 atau melambat 0,07 poin dibandingkan dengan Maret tahun lalu.
“Perlambatan IKI pada Maret ini salah satunya dipicu oleh adanya momen libur Lebaran yang bertepatan di bulan Maret dan berdampak pada penurunan tingkat produksi para pelaku industri,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustria Febri Hendri dalam rilisnya, Rabu (26/3).
Dia menuturkan perusahaan biasanya meningkatkan produksinya dua atau tiga bulan sebelum Ramadan dan Lebaran untuk dapat memenuhi lonjakan permintaan.
Dalam rilisnya, ekspansi IKI pada Maret ditopang oleh geliat dari 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non-migas pada triwulan IV/2024 sebesar 96,5 persen. Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat dua subsektor yang mengalami kontraksi.
“Untuk dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi (ekspansi) adalah industri pencetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (KBLI 21). Sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri furnitur (KBLI 31) serta industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22),” kata Febri.
Dia menjelaskan IKI bulan Maret juga dipengaruhi oleh ekspansi seluruh variabel pembentuk IKI yaitu pesanan baru, produksi dan persediaan. Febri menuturkan variabel pesanan baru tetap ekspansi meskipun mengalami perlambatan sebesar 0,88 poin dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 53,69.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Penurunan permintaan luar negeri juga akibat kondisi ketidakpastian global yang semakin sulit diduga ikut menyebabkan perlambatan IKI pesanan baru khususnya pesanan luar negeri.
Meskipun demikian, peningkatan level ekspansi produksi dan persediaan menunjukkan geliat ekonomi penyerapan produk industri manufaktur di dalam negeri yang cukup tinggi di bulan Maret 2025.
“Momentum bulan Ramadan dan persiapan Hari Raya merupakan salah satu pemicu peningkatan kinerja industri manufaktur karena meningkatkan demand domestik produk manufaktur. Namun demikian daya angkatnya belum maksimal bahkan cenderung berkurang karena tekanan banjir produk impor,” kata Febri.
Pentingnya pasar domestik
Febri juga menegaskan terdapat empat alasan pentingnya pasar domestik bagi kinerja industri manufaktur.
Pertama, sebagian besar 80 persen produk manufaktur dijual di pasar domestik, dan sisanya 20 persen ekspor. Di pasar domestik produk manufaktur dibeli oleh pemerintah, swasta dan rumah tangga.
“Kebutuhan dari tiga komponen tersebut kemudian yang membentuk demand domestik manufaktur. Dengan demikian, demand domestik menentukan kinerja manufaktur. Ketika tuntutan domestik naik maka kinerja manufaktur juga ikut naik,” kata Febri.
Keduapermintaan domestik produk manufaktur merupakan jaminan dan sekaligus penarik investasi asing di Indonesia.
Ketigaindustri manufaktur Indonesia merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar. Sampai 2024, terdapat 19 juta tenaga kerja yang bekerja di manufaktur. Ketika manufaktur memiliki kinerja baik, maka pendapatan dari 19 juta warga yang bekerja juga ikut naik.
“Sebaliknya, ketika pasar domestik dibanjiri produk impor dan mengakibatkan tekanan yang berat pada demand domestik, akan mengancam ekonomi 19 juta pekerja dan keluarganya,” kata Febri.
Keempatpermintaan domestik manufaktur dapat dipandang sebagai sebuah ruang atau kesempatan bagi industri dalam negeri untuk meningkatkan daya saing produknya.
(ASA)