Pengamat Nilai Tangan Dingin Mentan Buat Lonjakan Serapan Bulog 2.000%




Jakarta, CNN Indonesia

Perum Bulog mencatat peningkatan serapan beras yang signifikan dalam tiga bulan pertama 2025. Hingga Maret, perusahaan telah menyerap 725.513 ton beras dari petani, meningkat drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 35.040 ton.

Capaian ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama. Biasanya, Bulog membutuhkan satu tahun penuh untuk menyerap satu juta ton beras, namun kini dalam waktu tiga bulan saja serapan sudah mendekati pencapaian tahunan sebelumnya.

Pengamat Politik, Hendri Satrio (Hensa), menilai capaian ini merupakan hasil kerja Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam membawa perubahan di sektor pertanian dengan memahami suara petani dan mengambil tindakan nyata di lapangan.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

“Dalam waktu singkat, kita bisa melihat dampak tangan dingin Amran Sulaiman. Serapan BULOG melonjak, produksi beras meningkat, mafia pangan ditindak, dan efisiensi anggaran membuahkan hasil maksimal. Jargon ‘tidak ada hari libur di Kementan untuk swasembada’ bukan sekadar slogan, tapi benar-benar diterapkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/3).

Ia menambahkan bahwa pencapaian serapan gabah ini merupakan ‘kado istimewa’ menjelang Lebaran, sekaligus sinyal bahwa Indonesia semakin mendekati swasembada pangan.



Namun, dirinya juga mengingatkan agar pemerintah tetap waspada terhadap tantangan ke depan, terutama memasuki musim hujan lebat yang dapat memengaruhi produksi.

Data dari 28 Maret 2025 menunjukkan serapan gabah mencapai 725.513 ton, meningkat 2.243,09 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya mencapai 30.964 ton. Rata-rata serapan dari tahun 2015 hingga 2024 berada di angka 152.082 ton.

Lonjakan ini sejalan dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan produksi beras nasional pada Januari-Maret 2025 naik sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, mencapai 8,67 juta ton dengan luas panen padi mencapai 2,83 juta hektar.

Prediksi untuk produksi beras pada Januari-April 2025 bahkan menunjukkan potensi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, dengan produksi padi diperkirakan mencapai 13,95 juta ton, naik 25,99 persen atau sebesar 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Hensa, salah satu faktor pendukung utama kenaikan serapan gabah adalah kebijakan Harga Pokok Pembelian (HPP) gabah yang kini ditetapkan di Rp6.500 per kilogram, disertai penghapusan rafaksi, sehingga gabah wajib dibeli dalam kondisi apa pun.

“Komunikasi pemerintah untuk isu penyerapan gabah juga baik, ini tumben baik, tidak seperti kasus lainnya, maka dengan komunikasi yang baik, koordinasi juga baik sehingga, saat pemerintah memberikan tambahan anggaran sebesar Rp 16,6 triliun untuk Perum Bulog bisa terlaksana,” kata dia.

Di balik kebijakan tersebut, kolaborasi erat antara Kementerian Pertanian, Bulog, dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) turut memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.

Langkah strategis lain yang mendukung lonjakan produksi adalah program pompanisasi, yang memastikan irigasi yang optimal meski menghadapi cuaca ekstrem. Pada 2024, program ini berhasil meningkatkan produksi padi sebesar 1,49 juta ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp17,89 triliun.

Selain itu, kebijakan hulu ke hilir, termasuk penyediaan pupuk tepat waktu, pembangunan irigasi modern, peningkatan produksi benih unggul, optimalisasi alat dan mesin pertanian, serta Program Oplah, membuktikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Menteri Amran juga dikenal tegas dalam memberantas mafia pangan, mulai dari kasus pupuk palsu hingga pengendalian distribusi MinyaKita, serta mengawasi harga gabah agar tetap stabil di Rp6.500 per kilogram.

Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, menekankan bahwa Mentan Amran memberi dorongan besar bagi Bulog dalam menyerap gabah petani. Bahkan Mentan seringkali menanyakan langsung terkait informasi harga gabah di lapanhan agar tetap menguntungkan para petani.

“Saat ini, seluruh pimpinan wilayah dan cabang Bulog fokus bekerja untuk memastikan petani tidak dirugikan menjelang panen raya. Kami berdiri di depan, bersama petani,” tegasnya.

Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah optimis bahwa produksi pangan nasional akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan, serta mendekatkan Indonesia pada swasembada pangan yang diidamkan.

(rir)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *