Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan di Desa Mernek
Jakarta, CNN Indonesia –
PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos bersinergi dengan kelompok Tani Desa Mernek di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap menerapkan sistem pengering pada Rotary Dryer (Pinky Rudal), yakni mengeringkan gabah dengan alat berbahan bakar gas dan listrik dari panel surya sehingga petani tak bergantung pada sinar matahari.
Langkah ini dijalankan sebagai mitigasi gagal panen, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. Desa Mernek yang memiliki luas 293,4 hektare merupakan salah satu lumbung padi tumpuan swasembada pangan, khususnya di Kabupaten Cilacap.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Desa Mernek merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama masyarakat.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Saat ini, terdapat 172 DEB di Indonesia, dengan 31 desa di antaranya mengusung tema ketahanan pangan, termasuk program Desa Mernek Jenek.
“Desa Mernek menjadi salah satu DEB yang telah sukses menjalankan energi transisi dan memberi manfaat bagi kelestarian lingkungan hingga memajukan perekonomian desa,” kata Fadjar.
Program DEB itu sendiri menjadi salah satu inovasi Pertamina dalam melestarikan bumi. DEB memanfaatkan EBT dari matahari, angin dan biogas untuk memberdayakan masyarakat desa, sehingga sekaligus berdampak pada perbaikan taraf ekonomi lokal, peningkatan pemberdayaan warga, dan pengurangan emisi karbon.
Kepala Desa Mernek, Bustanul Arifin menambahkan, pihaknya menggunakan onsep pertanian organik berbasis pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan energi baru terbarukan atau EBT untuk meningkatkan produksi pangan.
“Saat ini lebih dari 2.154 petani desa melalui Bumdes dan kelompok tani, telah terlibat aktif mengelola dan mengoperasikan alat pengering padi Rotary Dryer. Petani menerapkan iuran untuk bahan bakar Bright Gas dan biaya perawatan,” kata Bustanul.
Kini, warga Desa Mernek mampu menyuplai 120 ton hasil pertanian kepada distributor pangan. Penerapan alat yang ditenagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan gas pun berhasil meningkatkan kualitas panen, serta menaikkan harga gabah hingga Rp300 ribu per ton.
Para ibu di Desa Mernek turut diberdayakan dengan menanam sayur mayur menggunakan metode hidroponik. Ketua KWT Mewah, Apriliyanti menjelaskan, ibu-ibu setempat memanfaatan pekarangan rumah untuk menghasilkan sayur organik yang kemudian dijual untuk menambah penghasilan.
Kawasan pertanian Mernek Jenek saat ini tengah dalam pengembangan menjadi Kawasan Wisata (Kawista) edukasi dan implementasi pertanian. Dengan konsep one-stop farming, menawarkan wisata edukatif, adaptif, dan menarik bagi generasi muda.
Nantinya, pengunjung bisa belajar cara menanam padi organik, menanam melon secara hidroponik, membudidayakan kambing, dan mengimplementasikan teknologi tepat guna.
Bustanul menilai, sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pertamina, telah membawa perubahan nyata dalam lima tahun terakhir.
“Kami punya prinsip untuk selalu bersinergi tanpa batas, termasuk dengan Pertamina. Alhamdulillah sampai saat ini sudah berjalan lima tahun dengan dukungan banyak pihak,” katanya.
Program DEB Pertamina melalui kolaborasi teknologi tepat guna turut berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), antara lain TPB 7 (Energi Bersih), TPB 2 (Tanpa Kelaparan), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
(Rea/rir)