Prabowo Ajak Investor Dalam dan Luar Negeri Bangun Proyek Giant Sea Wall
Jakarta –
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memastikan proyek Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Raksasa Pantai Utara Jawa akan segera dimulai. Pembangunan proyek tersebut bertujuan untuk menghadapi krisis iklim sekaligus perlindungan wilayah pesisir.
“Ini adalah proyek yang sangat vital. Sudah direncanakan sejak tahun 1995, hampir 30 tahun lalu. Tapi sekarang, tidak ada lagi penundaan. Kita akan mulai,” kata Prabowo dalam keterangannya, Minggu (15/6/2025). Hal tersebut diungkapkan oleh Prabowo di acara Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Prabowo menjelaskan proyek Giant Sea Wall dirancang membentang sekitar 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Presiden menyebutkan bahwa nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 80 miliar dengan tahapan awal pembangunan di Teluk Jakarta yang diperkirakan menelan biaya US$ 8 hingga 10 miliar.
Gulir untuk melanjutkan konten
Presiden menekankan bahwa pemerintah tidak akan sekadar mengandalkan investasi asing tetapi juga akan ikut serta secara aktif dengan dana riil dari anggaran negara.
“Pemerintah tidak datang dengan tangan kosong. Kita masuk sebagai mitra, bukan hanya minta saham, tapi dengan uang nyata. Ini memberi kepercayaan bagi mitra-mitra luar negeri,” ujarnya.
Untuk mempercepat pelaksanaan proyek ini, Prabowo mengungkapkan akan segera membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa sebagai lembaga khusus yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan percepatan proyek strategis nasional tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyampaikan bahwa pembangunan tahap awal akan difokuskan pada wilayah-wilayah yang paling terdampak seperti Jakarta, Semarang, Pekalongan, dan Brebes. Ia menyebut telah mendapatkan dukungan dari Gubernur DKI Jakarta untuk berpartisipasi dalam pendanaan proyek pasalnya untuk Teluk Jakarta saja butuh USD 8 miliar.
“Ini suatu mega project. Saya akan mulai, saya tidak tahu presiden mana yang akan menyelesaikan. Tapi kita harus mulai, dan kita akan mulai,” katanya
Dia membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan internasional dari Tiongkok, Jepang, Korea, Eropa, hingga Timur Tengah untuk terlibat, namun menegaskan bahwa proyek akan berjalan dengan atau tanpa partisipasi asing.
“Perusahaan-perusahaan dari Tiongkok, dari Jepang, dari Korea, dari Eropa, dari Timur Tengah yang mau ikut. Silahkan, tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa proyek ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi mencerminkan keseriusan Indonesia terhadap perlindungan lingkungan dan keberlanjutan hidup masyarakat pesisir.
“Kami tidak sekadar mengundang investasi, tapi mengundang kemitraan jangka panjang dalam semangat gotong royong global. Sesuai arahan Bapak Presiden, sejak akhir Februari lalu kami telah membentuk Satuan Tugas Giant Sea Wall Pantura Jawa untuk mengkonsolidasikan perencanaan dan mengawal pelaksanaan perlindungan pesisir,” kata AHY.
AHY menekankan bahwa Giant Sea Wall bukan sekadar tembok raksasa, melainkan sistem adaptif yang dirancang untuk menghadapi banjir rob dan krisis iklim, sekaligus menjaga ekosistem dan kehidupan masyarakat pesisir.
“Arahan Presiden bukan hanya respons teknis, ini keputusan berani untuk menyelamatkan masa depan jutaan rakyat di pesisir utara Jawa. Bagi bangsa kepulauan, melindungi garis pantai adalah melindungi eksistensi kita sendiri, mengingat besarnya tugas ini, kami siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk kesuksesan bersama,” tutup AHY.
Sebagai informasi tambahan, konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri 7.000 peserta lebih dari 33 negara partisipan, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.
ICI 2025 akan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.
(AKD/AKD)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini