Trump Tuduh BRICS Gerogoti Dolar: Ini Perang Dunia Besar
Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden SEBAGAI Donald Trump mengenakan biaya Brics menggerogoti dolar AS. Dia karena itu pada Selasa (9/7) kemarin bersumpah akan mengambil tindakan tegas dengan segera memberlakukan tarif 10 persen terhadap impor yang datang dari negara anggota BRICS.
Meskipun dia tidak memberikan bukti konkret tentang tuduhan itu, dia mengatakan dia tidak akan membiarkan tujuan BRICS dicapai.
“BRICS dibentuk untuk mendegradasi dolar kita dan mengambil dolar kita, mencabutnya sebagai standar mata uang dunia. Tidak apa-apa jika mereka ingin memainkan permainan itu, tetapi saya juga bisa memainkan permainan itu,” katanya seperti dikutip dari Reuters.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Trump mengatakan kehilangan peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia akan membuat AS seperti kalah dalam perang.
“Ini adalah perang dunia yang besar. Kami tidak akan lagi menjadi negara yang sama,” katanya.
“Makanya, siapapun yang tergabung dalam BRICS akan segera dikenakan tarif 10 persen. Jika mereka adalah anggota BRICS, mereka harus membayar tarif 10 persen dan mereka tidak akan lama menjadi anggota,” tambahnya.
Ancaman dikeluarkan Trump di tengah pertemuan puncak pemimpin negara anggota BRICS di Rio de Janeiro, Brasil pekan ini.
Trump tidak merinci secara pasti tanggal berlakunya tarif 10 persen itu. Namun, pada Senin (7/7) lalu, seorang sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan mengenakan tarif jika negara anggota BRICS mengadopsi kebijakan anti-Amerika.
Ancaman itu memantik reaksi, salah satunya dari Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, yang baru saja menjadi tuan rumah pertemuan puncak tahunan blok tersebut.
Lula mengatakan kepada wartawan di pertemuan puncak BRICS bahwa dunia tidak menginginkan seorang kaisar seperti Trump.
“Kami tidak akan menerima keluhan apa pun tentang pertemuan puncak BRICS. Kami tidak setuju dengan pernyataan presiden AS yang mengisyaratkan bahwa ia akan mengenakan tarif pada negara-negara BRICS,” katanya.
Kelompok BRICS beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Namun kini, keanggotaan bertambah hingga mencakup negara-negara seperti Iran dan Indonesia.
Artinya, kalau tarif 10 persen berlaku, ekspor Indonesia akan terkena beban biaya tambahan
(AGT)