Viral Balita Dianiaya di Daycare Depok, Orang Tua Ngadu ke KPAI



Jakarta

Viral di sosial media anak usia 2 tahun diduga dianiaya pemilik jasa penitipan anak atau daycare di DepokJawa Barat. Ibu korban, RD mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai kasus tersebut.

RD menceritakan kronologinya, pada Rabu (24/7/2024), dirinya mendapat laporan dari guru di sekolah anak bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anaknya. Dia menyebut pelaku merupakan Ketua Yayasan dari daycare tersebut.

“Jadi, untuk kronologinya, sebenarnya kami dapat laporan dari guru di sekolah anak saya. Itu kami baru tahu hari Rabu kemarin tanggal 24 bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anak saya. Pelakunya adalah Ketua Yayasan dari Daycare tersebut,” kata RD kepada wartawan di KPAI, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Kemudian, RD mengecek CCTV. Dia menemukan pada Senin (10/7) anaknya mendapat kekerasan beberapa pukulan di tubuh. Korban ditendang hingga terjatuh, tersungkur, bahkan ditusuk di bagian punggung.

“Setelah kami cek, bahwa memang ada bukti CCTV-nya. Tanggal 10 Juni 2024, itu anak saya mendapatkan kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai dia jatub sampai dia tersungkur, lalu juga ada ditusuk dibagian punggung,” jelasnya.

“Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya, yaitu foto memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare,” tambahnya.

Dia pun lantas meminta konfirmasi dari pihak daycare mengenai hal tersebut saat itu. Namun, pihak daycare menyanggah dan berdalih bahwa korban tidak jatuh, tidak diisengi teman, juga tak terbentur.

“Tetapi, setelah kami tahu, orangtua tahu bahwa anak saya memar di bagian tubuhnya, itu kami konfirmasi ke pihak Daycare dan mereka menyanggah. Mereka bilang katanya anak saya itu enggak ada jatuh, enggak diisengin sama teman-temannya, enggak terbentur apa pun,” jelasnya.

RD sempat berpikir positif dengan beranggapan bahwa memar korban karena tengah sakit demam saat itu. Lalu ia pun mengecek kesehatan korban ke dokter.

“Jadi, kami sebagai orang tua positif thinking bahwa itu memang anak saya memar itu karena sakit. Karena memang pada saat itu anak saya sedang demam. Jadi, kami bawa anak saya ke pihak dokter dan dokter melakukan screening sampai ke cek lab dan tes darah,” tuturnya.

Hasil pemeriksaan dokter menyatakan korban sehat. Namun, dokter menyimpulkan memar yang dialami korban bukan karena sakit demam, melainkan benturan dan tekanan. Sampai situ, RD masih berpikir positif bahwa tak mungkin anaknya disiksa pihak daycare.

“Hasilnya semuanya bagus. Jadi, dokter menyimpulkan bahwa memar itu bukan dari demamnya. Tapi karena ada benturan atau ada tekenan sehingga badan anak saya memar-memar. Tapi, karena kami orang tua merasa bahwa ‘Kayaknya enggak mungkin daycare-nya sampai menyiksa anak saya’. Jadi, kita positif thinking,” jelasnya.

Namun, akhirnya pada Rabu (24/7) lalu, guru-guru melaporkan kejadian tersebut dengan adanya bukti CCTV. RD mengaku sudah membuat laporan polisi atas kejadian tersebut.

“Jadi, Alhamdulillah, tanggal 24 kemarin itu, guru-guru melapor. Karena mereka juga baru tahu, ternyata ada bukti itu. Akhirnya kami membuat laporan ke polisi dan Alhamdulillah, kami juga dibantu oleh KPAI juga,” ucapnya.

Simak halaman selanjutnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *