Gubernur Jabar Terpilih Temui Kapolres Bogor, Apresiasi Ungkap 1 Ton Narkotika
Bogor –
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi melakukan pertemuan dengan Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro. Dedi Mulyadi menyampaikan langsung apresiasi kepada Polres Bogor bersama Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat berhasil mengungkap laboratorium terselubung atau clandestine laboratory narkotika di Sentul, Kabupaten Bogor, yang memproduksi narkotika golongan I jenis tembakau sintetis.
Pertemuan tersebut diunggah dalam akun YouTube milik Dedi Mulyadi seperti dilihat detikcom, Minggu (9/2). Hadir Wakil Bupati Bogor terpilih Ade Jaro dalam pertemuan yang dilakukan tersebut.
“Ketemu dengan pak Kapolres Bogor. Sudah bikin sesuatu yang menyelamatkan keselamatan dan harapan warga bangsa. Yaitu diungkapkannya kasus penangkapan narkoba 1 ton,” kata Dedi Mulyadi dikutip detikcom, Minggu (9/2/2025).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi dan AKBP Rio Wahyu Anggoro juga berbincang terkait kronologi pengungkapan kasus tembakau sintetis tersebut. Rio menjelaskan tembakau sintetis tersebut lebih berbahaya.
“Gimana diungkap 1 ton itu, 1 ton itu gabah loh pak, ini narkoba 1 ton,” tanya Dedi Mulyadi.
“Sebenarnya total-totalnya itu 1,1 ton pak, bersama dengan packing-nya. Jenisnya tembakau sintetis,” jelas AKBP Rio.
“Bukan kayak ganja? berarti lebih berbahaya dari ganja yang ditanam?,” tanya Dedi Mulyadi.
“Lebih berbahaya dari ganja yang ditanam. Karena ada campuran kimia dan kemudian harganya lebih murah lebih terjangkau dari ganja,” jelas AKBP Rio
“Kalau lebih murah, lebih ganas. karena setiap orang bisa mendapatkannya. Kalau yang mahal kan susah orang punya duit, korbannya yang punya duit. Kalau dijual berapa?,” tanya Dedi Mulyadi kembali.
“Harga per gram itu Rp 350 ribu per gram, jauh dengan harga ganja, harga sabu,” kata AKBP Rio.
![]() |
AKBP Rio Wahyu juga menjelaskan terkait kronologi pengungkapan kasus tersebut. Rio menjelaskan barang haram tersebut diolah dengan prekursor yang didatangkan secara ilegal dari negara China.
“Jadi tembakaunya itu dari Banjar Negara terus prekursor nya itu untuk membuat itu ada dari China. Prekursor itu bahan kimia yang diciptakan untuk sebagai pemantik tembakau tersebut,” kata Rio menjelaskan.
Dedi Mulyadi meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Merespon hal itu, Rio menyebut pihaknya tengah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri untuk dilakukan pengembangan.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan kejaksaan untuk menindak tegas pelaku. Berdasarkan perhitungan, Rio mengungkap pengungkapan kasus tersebut bisa menyelamatkan total 5 juta orang.
“Kami akan koordinasi dengan kajari dan pengadilan negeri. Menggambarkan dulu kepada beliau beliau bahwa ekses produk ini luar biasa. Kalau hasil perhitungan Bareskrim kemarin ini bisa merusak 5 juta jiwa. Kalau kita konversikan kepada penduduk Kabupaten Bogor sendiri, 92 persen sekian. Kita akan meminta kepada pak kajari bisa melakukan pasal penuntutan maksimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rio menegaskan pihak kepolisian akan menindak tegas peredaran narkotika ataupun tindak pidana lainnya. Hal itu sesuai dengan Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan arahan langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Kami pada prinsipnya akan bekerja secara maksimal sesuai dengan Asta Cita bapak Presiden dan perintah langsung bapak Kapolri kepada kami untuk bekerja tulus dan ikhlas membantu masyarakat. Kami hanya mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Bogor,” pungkasnya.
Terakhir, dalam pertemuan tersebut Dedi Mulyadi mengucapkan apresiasi kepada Polres Bogor. Dedi mengapresiasi langkah Polres Bogor yang sudah mengungkap laboratorium terselubung atau clandestine laboratory narkotika dengan barang bukti 1 ton banyaknya.
“Terimakasih pak, bapak peka terhadap dua hal. Satu peka terhadap keselamatan warga Kabupaten Bogor dan warga indonesia. yaitu keselamatan psikologi dan kesehatannya melalui menangkap pelaku yang akan mengedarkan barang terlarang,” tandas Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui, tim gabungan dari Polda Jawa Barat (Jabar) dan Polres Bogor membongkar pabrik narkoba di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan pabrik narkoba terbesar di Jabar.
Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan kedua orang yang ditangkap di rumah yang dijadikan laboratorium tersembunyi (clandestine laboratory) itu berperan sebagai produsen tembakau sintetis.
“Tersangka yang kita amankan berjumlah 2 orang berinisial HP (34) berperan memproduksi narkoba jenis tembakau sintetis. Yang kedua AA (23) yang berperan memproduksi narkoba jenis tembakau sintetis,” kata AKBP Rio dalam jumpa pers di Polres Bogor, Rabu (5/2).
Dia menjelaskan pabrik narkoba itu digerebek pada Senin (3/2) sekitar pukul 23.30 WIB. Pelaku mendirikan pabrik narkoba di sebuah rumah dalam perumahan di kawasan Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor.
Dia mengatakan tim gabungan juga masih memburu 2 orang lain yang diduga sebagai pengendali laboratorium narkoba. AKBP Rio mengatakan pihaknya akan mengusut jaringan produsen tembakau sintetis ini.
AKBP Rio mengatakan pihaknya juga sudah mengantongi identitas pemilik rumah yang dijadikan pabrik narkoba. Polisi juga akan memeriksa pemilik rumah tersebut.
Clandestine laboratory yang diungkap ini disebut merupakan yang terbesar di Jawa Barat. AKBP Rio mengatakan dari lokasi ini, polisi menyita barang bukti kurang lebih sebanyak 1 ton.
“Barang bukti yang ditemukan narkotika golongan I, jenis tembakau sintetis. Jumlahnya kurang lebih 1 ton,” kata AKBP Rio.
(WNV/HRI)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu