Keluhan Warga Dekat JIS Gara-gara Jalan Diselimuti Debu Beterbangan
Jakarta –
Tanah berserakan memicu debu beterbangan di Jalan RE MartadinataTanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Warga mengeluhkan banyaknya debu yang mengganggu.
Pantauan di lokasi, Jumat (14/2/2025), debu tersebut berasal dari tanah yang berserakan di jalanan. Tanah tersebut mengering, terlindas ban kendaraan, hingga akhirnya terbang di udara.
Material tanah itu terlihat berserakan di bawah flyover Jalan Tol Pelabuhan. Kerak tanah merah yang mengering itu berceceran sekitar 200 meter.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Terlihat tanah merah itu tercecer di bawah flyover Jalan Tol Pelabuhan hingga simpang tiga Jalan RE Martadinata dan Jalan Sunter Permai Raya.
Kondisi jalan berdebu itu berlokasi tak jauh dari Stadion Internasional Jakarta (JIS). Jaraknya sekitar 50 meter saja.
Debu-debu yang beterbangan membuat jarak pandang di jalanan pun berkurang. Dapat dirasakan juga partikel debu tersebut menyelinap ke mata dan membuat pernapasan terganggu.
Namun, terpantau jalan dekat JIS tak terkotori material tanah berserakan.
Dugaan Asal-usul Tanah Pemicu Debu
Foto: Tanah berserakan memicu debu beterbangan di Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Warga mengeluhkan banyaknya debu yang mengganggu. (MI Fawdi/detikcom)
|
Tumpahan tanah di Jalan RE Martadinata memicu debu-debu beterbangan. Partikel tanah yang pecah juga ikut membuat permukaan jalan lebih licin.
Kombinasi debu terbang dan kerikil di jalanan tentu menambah potensi terjadinya kecelakaan.
Namun, belum diketahui asal-usul sisa material tanah itu yang berserakan di Jalan RE Martadinata. Hanya saja, di sekitar Jalan RE Martadinata terlihat ada proyek pembangunan Jalan Tol Harbour Road.
Material tanah kering itu menumpuk di sisi kanan, tengah, dan kiri jalan. Saat kendaraan besar seperti truk kontainer dan bus melintas, debu tanah terbang tinggi sehingga mengganggu pandangan dan pernapasan pengguna jalan.
Sejumlah pengendara seperti pemotor harus mengurangi kecepatan kendaraannya. Selain itu, terlihat juga ada pengendara motor menutupi mulut dan hidung saat melintasi jalan yang penuh debu.
Tidak terlihat adanya petugas kebersihan di Jalan RE Martadinata. Kondisi ruas jalan terpantau ramai lancar di sekitar lokasi banyaknya debu tanah.
Warga Ngaku Terganggu Tebalnya Debu
Foto: Kondisi Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara berdebu imbas tanah berserakan. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
|
Tebalnya debu dari material tanah di jalan membuat warga tidak nyaman. Warga mengatakan kondisi ini tetap terjadi meski petugas membersihkan sisa tanah setiap hari.
Seorang pengemudi ojek online (ojol) yang biasa melewati jalan itu, Surip (42), mengatakan sisa material tanah yang tercecer di Jalan RE Martadinata berasal dari proyek pembangunan Tol Harbour Road. Dia mengatakan petugas berkali-kali menyerok tanah yang tumpah ke jalan.
“(Debunya karena) Proyek, memang proyek, kan tanahnya tanah urukannya, pasirnya, materialnya jatuh, udah berapa ratusan kali, kan udah diserokin juga sama petugasnya,” kata Surip ditemui di Tanjung Priok.
Meski penuh dengan debu tanah, Surip mengaku tetap melewati Jalan RE Martadinata. Menurutnya, menggunakan masker sangat penting saat melintasi ruas jalan itu.
“Jika Muti lebih jauh, maka Anda harus berada di sana.
Pembersihan Tak Kurangi Debu
Foto: Kondisi Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara berdebu imbas tanah berserakan. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
|
Surip mengatakan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) ikut membersihkan sisa material tanah tersebut. Namun, perubahan tidak banyak karena kendaraan proyek membawa tanah yang terus melintas.
“Sama petugas diserokin, sama PPSU diserokin juga, tapi ya tetap begitu. Ngga berpengaruh, dibersihin, ya namanya proyek belum selesai,” katanya.
Warga lainnya, Yanti (43), mengatakan musim kemarau turut mempengaruhi banyaknya debu tanah di Jalan RE Martadinata. Menurutnya, debu tidak banyak beterbangan jika musim hujan.
“Ya kemarin musim hujan, kalau pas sekarang musim kemarau ya berdebu lagi,” kata Yanti.
Dia mengeluhkan debu tanah di Jalan RE Martadinata. Menurutnya, hampir setiap pagi petugas kebersihan berupaya membersihkan sisa material tanah di jalan, tetapi hal itu belum cukup.
“Ada kebersihan ada, yang pasukan oranye itu, tiap pagi bersihin, tapi debu lagi,” katanya.
Debu Pengaruh ke Omzet Pedagang
Foto: Tanah berserakan memicu debu beterbangan di Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Warga mengeluhkan banyaknya debu yang mengganggu. (MI Fawdi/detikcom)
|
Yanti mengatakan dirinya menghindari ruas jalan tersebut. Menurutnya, sejumlah pengendara motor juga harus menepi karena tak tahan melintasi jalan penuh debu tanah.
“(Dulu) ya suka (lewat Jalan RE Martadinata), tapi takut kontainer, terus berdebu juga. Banyak orang lewat pada minggir dulu, pada istirahat, ga tahan debunya,” kata Yanti.
Menurut Yanti, banyaknya debu tanah di Jalan RE Martadinata juga berdampak pada usaha warungnya. “Ya sepi,” ujarnya.
Warga lain, Ida (38), juga merasa terganggu oleh debu tanah di Jalan RE Martadinata. Meski begitu, dia tetap akan melewati jalan tersebut.
“Ya ganggulah, sulit kita mau jalan berdebu gitu. Ya teteplah lewat situ, paling pake masker aja, kan debunya banyak,” katanya.
Halaman 2 dari 5
(Jbr/haf)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu