Bupati Bogor Beberkan Strategi Cegah Banjir Hadapi Hujan Lebat 10-20 Maret
Jakarta –
Hujan lebat diprediksi akan terjadi pada 10-20 Maret mendatang. Bupati Bogor Rudy Susmanto mengatakan sejumlah evaluasi dan kebijakan telah disiapkan jajarannya mencegah terjadinya bencana banjir besar.
“Jadi kita sampai hari ini lagi melakukan pelaksanaan pembersihan dan normalisasi beberapa saluran air, sungai, karena dampak dari genangan kemarin lumpur masih tinggi ya,” kata Rudy saat dihubungi, Jumat (7/3/2025).
Rudy mengatakan selain kebijakan di lapangan, ia juga telah mengeluarkan peraturan bupati perihal perizinan bangunan di Kabupaten Bogor. Lewat aturan itu, kata Rudy, pemberian perizinan di Kabupaten Bogor akan diserahkan satu pintu ke kepala daerah.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Dari sisi kebijakan pemerintahan daerah kita pun sudah, saya menerbitkan peraturan bupati terkait pendelegasian kewenangan tugas yang tadinya di masing-masing di SKPD terkait perizinan, kita tarik satu pintu dulu ke kepala daerah,” katanya.
“Sehingga apapun izin yang keluar kita mengetahui dan kita melihat arah kebijakan antara pemerintah provinsi dan pemerintah pusat sesuai atau tidak. Kita tidak alergi terhadap investasi tapi investasi hari ini kita tetap ke depan kan pelestarian lingkungan,” sambung Rudy.
Menurut Rudy, banjir besar yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor pada awal Maret 2025 disebabkan oleh banyak faktor. Selain curah hujan tinggi, pembangunan gedung yang tidak sesuai juga berdampak pada kerusakan lingkungan.
“Jadi kita melihat akumulasi. Intensitas hujan tinggi betul, beberapa izin-izin yang harus kita evaluasi Bersama betul, sedimentasi sungai betul. Akumulasi yang cukup banyak maka kita selesaikan bersama-sama,” ujar Rudy.
Lebih lanjut Rudy mengapresiasi modifikasi cuaca yang telah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kabupaten Bogor. Dia mengatakan sejak tanggal 4 Maret Bogor tidak diguyur hujan deras efek dari modifikasi cuaca yang dilakukan. Dia optimis modifikasi cuaca tersebut juga bisa membantu menurunkan curah hujan saat cuaca ekstrem terjadi pekan depan.
“BNPB memang luar biasa, gerakannya cepat. Seharusnya kita dari tanggal 4-8 (Maret) prakiraan cuaca dari BMKG intensitas hujan cukup tinggi karena modifikasi rekayasa cuaca yang dilakukan oleh BMKG, alhamdulillah cuaca menjadi baik dan tidak hujan,” katanya.
Modifikasi Cuaca pada 10-20 Maret
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan operasi modifikasi cuaca (OMC) terpadu akan digelar 10-20 Maret. OMC digelar karena pada periode tersebut diprediksi akan terjadi hujan lebat.
“Pada tanggal 10-20 Maret ini diprediksi akan terjadi hujan yang lebih lebat lagi, semoga dengan upaya OMC terpadu ini dapat mereduksi curah hujan diberbagai wilayah dengan harapan tidak terjadi banjir susulan yang lebih besar,” kata Suharyanto dalam keterangan dari BNPB, Jumat (7/3/2025).
Dia mengatakan OMC yang dilakukan sejak Selasa (3/3) lalu cukup berdampak positif bagi upaya penanganan darurat bencana hidrometeorologi. OMC yang digelar dinilai dapat mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
“Alhamdulillah OMC yang sudah dilakukan sejak Selasa hingga Sabtu berjalan baik, walaupun tidak bisa menghentikan hujan, tapi upaya ini bisa mengurangi curah hujan di beberapa wilayah,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto mengunjungi perumahan Sahara Indah Permai 3 di Desa Satria Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) hari ini. Di sana, masih ditemukan genangan air setinggi 30 sentimeter (cm) di bagian depan gapura perumahan Sahara Indah Permai 3.
Saat ini, petugas menyedot genangan banjir tersebut menggunakan pompa. Penyedotan dilakukan karena lokasi perumahan yang lebih rendah dari jalan utama dan saluran air masih mengalami kendala.
“Karena wilayah ini termasuk lebih rendah dari jalan, akan lama keringnya, maka dari itu kami datangkan bantuan pompa untuk membantu menyedot air supaya lebih cepat kering,” ujar Suharyanto.
Penanganan banjir di perumahan Sahara Indah Permai 3 di Desa Satria Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi dilakukan dengan penyedotan (dok BNPB) (dok BNPB)
Seperti diketahui, perumahan ini menjadi salah satu wilayah yang mengalami dampak banjir cukup parah sejak Selasa (3/3) lalu. Memasuki hari keempat, banjir sudah mulai surut, hanya menyisakan genangan air setinggi 30 sentimeter di bagian depan gapura perumahan Sahara Indah Permai 3.
Suharyanto mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dengan mematikan aliran listrik saat terjadi banjir. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian tersengat listrik akibat adanya arus pendek maupun korsleting listrik yang bisa saja terjadi ketika banjir.
(YGS/EVA)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu