BRI Bawa Warisan Budaya Batik Tulis Lamongan ke Pasar Global
Jakarta, CNN Indonesia –
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Batik Tulis Soedjono hadir mengubah perspektif tentang batik tulis, sekaligus mengedukasi generasi muda dan memberdayakan masyarakat lokal.
Umbar Basuki, pemilik UMKM Batik Tulis Soedjono mengungkapkan, dirinya menghadapai tantangan berupa keterbatasan pemahaman di awal perjalanan memulai bisnis batik tulis custom sesuai permintaan pelanggan itu.
“Di Lamongan, pemahaman masyarakat tentang batik masih terbatas,” ujar Umbar saat ditemui di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, beberapa waktu lalu.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Perjalanan membangun Batik Tulis Soedjono diakui Umbar tidak mudah. Berbeda dengan daerah lain yang memiliki ekosistem batik yang sudah mapan, Umbar harus membangun jaringan produksi dari awal.
Mulai mendesain, membuat pola, mencanting, hingga pewarnaan, semua dilakukan Umbar sendiri. Seiring peningkatan permintaan, Batik Tulis Soedjono mulai melibatkan masyarakat sekitar dan memberikan pelatihan membatik kepada ibu-ibu setempat.
Setelah lima tahun berjalan, Batik Tulis Soedjono kini berkembang dengan memiliki sembilan karyawan tetap dan lima tenaga penjahit paruh waktu, yang semuanya berasal dari komunitas lokal.
“Batik ini bukan hanya tentang kain, tapi juga tentang memberdayakan masyarakat,” kata Umbar.
Salah satu keunggulan Batik Tulis Soedjono, adalah konsep custom yang mendapatkan sambutan positif karena memberikan jaminan eksklusivitas, di mana setiap motif hanya dibuat satu kali tanpa duplikasi. Lebih dari sekadar produk, Batik Tulis Soedjono juga hadir dengan misi mengubah stigma bahwa batik tulis mahal dan kaku.
“Kami ingin membuktikan bahwa batik bisa modern, fleksibel, dan terjangkau. Pelanggan bisa memiliki batik custom mulai dari Rp 250 ribu per potong,” papar Umbar.
Sebagai UMKM binaan BRI Unit Sugio, Lamongan, Batik Tulis Soedjono turut mendapat berbagai dukungan untuk mengembangkan bisnis. Berkat pembinaan BRI, Umbar mendapatkan akses ke berbagai pelatihan, strategi pemasaran, hingga koneksi dengan penjahit berkualitas dari UMKM binaan BRI lainnya.
“Dulu, saya hanya fokus produksi tanpa tahu cara menjual. Berkat mentoring dari BRI dan dukungan istri, usaha ini akhirnya berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.
Pada 2022, Batik Tulis Soedjono menerima pesanan khusus dari Singapura dengan motif khas Lamongan, yaitu Daliwangun, kombinasi burung dali dan pohon wangun yang melambangkan identitas daerah terkait. Pesanan ini menjadi bukti bahwa batik Lamongan memiliki daya saing di pasar global.
Pada saat bersamaan, permintaan dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Medan, Samarinda, Batam dan Ternate, juga terus mengalir.
Umbar menyampaikan, dirinya mendapat manfaat dari ajang seperti BRI UMKM EXPO(RT). Untuk itu, dia berharap agar kegiatan serupa dapat diperluas hingga ke kota-kota kecil, sehingga UMKM lainnya memiliki peluang mengakses pasar yang lebih luas.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyatakan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) yang telah enam kali digelar merupakan agian dari strategi BRI memperkuat peran UMKM sebagai penggerak perekonomian nasional.
BRI UMKM EXPO(RT) menghadirkan beragam agenda, mulai expo, showcase UMKM terkurasi, business matching, UMKM Award, hingga instalasi seni dan hiburan. Setiap tahun, antusiasme peserta terus meningkat. BRI UMKM EXPO(RT) 2025 sendiri dikunjungi 63 ribu orang mulai 30 Januari hingga 2 Februari.
Tahun ini, sebanyak 1.000 UMKM berhasil lolos seleksi ketat dan dipamerkan dalam lima kategori utama, yakni Home Decor and Craft (153 UMKM), Food and Beverage (358 UMKM), Accessories and Beauty (181 UMKM), Fashion and Wastra (273 UMKM), serta Healthcare and Wellness (35 UMKM).
“Program ini bertujuan membuka akses UMKM ke pasar global serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja. “BRI akan terus mendorong perluasan lapangan kerja melalui pemberdayaan UMKM dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Hendy.
(Rea/rir)