RI Bakal Alihkan Sebagian Impor Minyak dari Timteng-Afrika ke AS




Jakarta, CNN Indonesia

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berencana untuk mengalihkan sebagian kuota impor minyak mentah dari Timur Tengah dan Afrika ke Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari negosiasi tarif dagang.

Menurutnya, saat ini pemerintah tengah menyusun skema yang tepat agar pengalihan kuota impor minyak ke AS tidak mengganggu hubungan baik dengan negara lain yang impornya dikurangi.

“Sebagian dari Middle East dan sebagian dari beberapa negara di Afrika, itu yang akan kita kurangi. Tapi semuanya ini sekarang kita lagi mengatur formulasinya yang baik agar kemudian komitmen kita dengan pihak Amerika juga berjalan, tapi komitmen kita dengan negara-negara lain juga tetap tidak terganggu,” ujar Bahlil di Istana Negara, Kamis (15/5).

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Kendati, Bahlil menyebutkan belum menyampaikan secara detail berapa kuota yang akan dialihkan untuk menambah impor minyak dari AS.



“Sampai dengan hari ini masih negosiasi kita dengan tim Amerika, kalau sudah selesai baru kita mulai bicara tentang strategi implementasinya,” imbuhnya.

Bahlil beralasan pengurangan impor minyak dari Timur Tengah dan Afrika karena saat ini paling banyak kuotanya ke kedua negara itu.

“Karena kita belinya barang dari sana, paling banyak dari sana,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bahlil mengatakan berencana menambah kuota impor minyak mentah (crude) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$10 miliar atau setara Rp165 triliun (asumsi kurs Rp16.500 per dolar AS).

Rencana ini sebagai respons atas pengenaan tarif resiprokal negeri Paman Sam sebesar 32 persen ke Indonesia. Kendati, saat ini implementasinya ditunda hingga 90 hari.

Menurut Bahlil, selama ini neraca dagang Indonesia ke AS surplus, sehingga Presiden Donald Trump protes dan ingin diseimbangkan. Oleh sebab itu, pemerintah melihat komoditas apa yang kemungkinan dibutuhkan dan bisa dibeli dari Negeri Paman Sam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang per Februari 2025 mencatat perdagangan Indonesia dengan Amerika surplus hingga US$3,13 miliar. Sedangkan, sepanjang 2024 tercatat perdagangan RI ke AS surplus US$16,84 miliar.

Bahlil melihat penambahan impor minyak mentah dan LPG sudah sangat cukup untuk menyeimbangkan neraca dagang antara Indonesia dan AS.

“Kalau ini saja kita geser, maka defisit neraca perdagangan kita dengan Amerika itu tidak akan terjadi lagi. Neraca kita balance, ini yang kita akan lakukan,” ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(SKT/SFR)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *