Inovasi IMIP, Bikin Slag Nikel Jadi Bata Bermutu Tinggi
Jakarta, CNN Indonesia –
Industri IMIP atau Indonesia Morowali Industrial Park telah memanfaatkan sisa hasil pengolahan dan pemurnian nikel berupa slag nikel dari smelter tenant yang ada di dalam kawasan, sebagai material konstruksi.
IMIP memanfaatkan batako dan paving berbahan baku slag nikel itu sebagai material konstruksi untuk bangunan kantor di dalam pabrik. Tak hanya itu, bahan itu juga digunakan sebagai pengeras permukaan tanah, utamanya jalan, trotoar dan area parkir.
Manager Environmental Department PT IMIP, Yundi Sobur, melalui koordinator bidang Waste Management Environmental Department PT IMIP, Burhanudin mengatakan, pemanfaatan slag nikel menjadi batako dan paving ini telah melalui riset dan pengembangan sebelumnya.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Batako dan paving yang diproduksi memiliki kepadatan yang cukup baik, sehingga lebih berat dan kuat. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa slag nikel dapat meningkatkan kekuatan paving,” kata Burhanudin dalam rilisnya.
Misalnya, lanjut Burhanudin, formulasi yang digunakan untuk menghasilkan satu batako, membutuhkan 70 persen slag nikel, 20 persen fly ash, dan 10 persen semen.
Sejak 2021, pemerintah telah mengeluarkan 9 (sembilan) jenis limbah B3 ke dalam daftar limbah non-B3 terdaftar. Antara lain slag besi atau baja, slag nikel, mill scale, debu EAF, PS ball, fly ash, bottom ash, spent bleaching earth, pasir foundry (sand foundry).
Saat ini IMIP berupaya untuk mendorong agar pemanfaatan slag nikel yang telah dilakukan di kawasan, dapat digunakan juga oleh masyarakat secara umum, utamanya di Morowali, Sulawesi Tengah. Tujuannya untuk pembangunan beragam infrastruktur yang ada di desa-desa di Kecamatan Bahodopi.
(ASA)