Polisi Sebut Mahasiswi PPDS Undip Sempat Curhat ke Ortu Sebelum Bunuh Diri




Jakarta

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang mahasiswi dokter spesialis di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ditemukan tewas di kosannya dengan dugaan korban bunuh diri. Sebuah buku harian ditemukan yang isinya mengungkapkan bagaimana korban berkeluh kesah terkait kuliahnya.

Dilansir detikJatengKamis (15/8/2024), Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono menerangkan korban ditemukan dalam kamar kos di Kelurahan Lempongsari, Semarang, Senin (12/8) pukul 23.00 WIB. Penemuan jenazah korban terjadi setelah sang pacar curiga tak bisa menghubunginya.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Agus menjelaskan sebuah buku harian juga ditemukan di kamar kos korban. Dalam diari tersebut, diketahui korban menceritakan beratnya menjadi mahasiswi kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.

“Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat,” ungkapnya.

“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” sambungnya.

Orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena saat dimintai konfirmasi terpisah berkata pihaknya juga mendalami informasi bahwa korban diduga mengalami perundungan (penindasan).

“Terkait informasi perundungan dan sebagainya masih kita cek karena yang bersangkutan infonya sakit dan yang bersangkutan kan ikut beasiswa. Makanya mending kita dalami dulu yang bersangkutan informasinya sudah nggak kuat lagi atau bagaimana kita cek dulu benar apa nggaknya,” tutur Andika.

Simak selengkapnya di sini.

(berisi informasi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *