PDIP Khawatir Demokrasi Semu di Jakarta, PAN Tantang Siapkan Calon Tandingan
Jakarta –
PANCI tidak satu tampilan dengan PDIP yang mengkhawatirkan terjadinya demokrasi semu di Pilgub Jakarta lantaran rivalitas bakal paslon usungan parpol dan independen dianggap tak setara. PAN yakin gelaran pilkada di Jakarta akan berjalan sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.
“Semua berhak mencalonkan. Parpol boleh, anggota masyarakat boleh. Parpol pasti dorong kadernya, namun masyarakat bisa berpartisipasi melalui jalur independen,” kata Ketua DPP PAN Saleh P Daulay kepada wartawan, Sabtu (17/8/2024).
“Hak untuk mencalonkan dan dicalonkan berlaku bagi semua. Yang penting persyaratan dan mekanismenya harus dipenuhi. Tidak boleh ada yang dilebihkan dari yang lain. Semua memiliki kesempatan yang sama,” ujarnya.
Saleh menepis anggapan bakal paslon yang maju jalur independen sengaja dipersiapkan kepentingan tertentu. Dia mengungkit bakal paslon independen telah lebih dahulu mendaftar kepada KPU sebelum ada dinamika pencalonan oleh koalisi parpol.
“Terkait calon independen, saya tidak melihat itu sebagai calon yang sengaja disiapkan. Sebab, sebelum ada dinamika pencalonan dari jalur parpol, calon tersebut telah mendaftar. Calon ini justru sangat yakin bisa menang. Itu sebabnya, jauh hari sudah mendaftar,” katanya.
“KPUD kan harus memproses setiap yang mendaftar. Semua persyaratan diverifikasi. Jika ada yang kurang, diminta dilengkapi. Semua dijalani sampai ada penetapannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Saleh menganggap majunya calon independen tidak akan membuat demokrasi menjadi semu. Menurut dia, masyarakat sudah cerdas dalam berdemokrasi di pemilu.
“Jangankan calon independen, kotak kosong pun bisa menang. Kan sudah banyak kejadian juga. Malah, kalau kalah lawan kotak kosong, calon yang bersangkutan tidak boleh mencalon lagi. Ya, konsekuensinya lumayan berat,” ujar Saleh.
Dia lantas menilai Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat yang melontarkan pernyataan kekhawatiran itu berlebihan. Dia menyarankan PDIP fokus menyiapkan calon yang diusung di Jakarta.
“Pak Djarot itu terlalu khawatir berlebihan. Daripada menebar kekhawatiran, lebih baik menyiapkan paslon untuk bertanding. Kalaupun tidak mau mengusung sendiri, opsi untuk mendukung yang sudah ada pun terbuka lebar,” kata Saleh.
Djarot sebelumnya khawatir soal demokrasi semu di Pilkada DKI Jakarta. Djarot berharap ada lebih dari satu pasangan calon yang diusung partai dalam Pilkada DKI.
“Saya berharap bahwa politik itu masih dinamis sehingga DKI Jakarta itu tidak melawan kotak kosong atau melawan independen. Kalau melawan independen, bukan mengecilkan arti calon independen tapi kekuatannya tidak setara ya. Karena apa? Karena tidak didukung oleh partai-partai politik yang kuat yang punya akar di rakyat,” kata Djarot di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
(fca/idh)